Salah satu faktor utama yang menekan rupiah, datang dari AS. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar keuangan global semakin yakin bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) akan kembali mengambil langkah pelonggaran moneter.
Ibrahim mengatakan para pelaku pasar kini melihat peluang lebih dari 99 persen bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen pada akhir Oktober.
"Pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga pada bulan Oktober," kata dia.
Selain itu, dia juga menyoroti kebuntuan politik di AS. Ibrahim menyebutkan para Senator AS telah gagal untuk keempat kalinya meloloskan proposal anggaran belanja negara.
Kegagalan itu memperpanjang penutupan sebagian layanan pemerintahan (government shutdown) hingga pekan depan yang pada akhirnya menciptakan ketidakpastian di pasar dan menunda rilis data-data ekonomi penting dari AS.