Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan dolar AS diperkirakan akan tetap kuat didukung oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang cenderung meningkatkan inflasi, sehingga akan mendorong suku bunga lebih tinggi di AS untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Dolar diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang," ujarnya.
Sementara itu, pelaku pasar telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada Desember mendatang. Menurut data CME FedWatch, probabilitas pemangkasan tersebut turun menjadi 52 persen, dibandingkan dengan 72 persen sebulan lalu.
Selain itu, indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, dijadwalkan rilis pada Jumat mendatang. Data tersebut diharapkan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga ke depan.