Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, mengatakan rupiah beserta mata uang Asia lainnya pada umumnya melemah terhadap dolar AS karena data ekonomi China yang mengecewakan. Dengan fakta tersebut, ekspektasi pasar begitu terpengaruh.
"Data terbaru menunjukkan produksi industri dan penjualan ritel yang naik jauh di bawah harapan," jelasnya kepada IDN Times, Selasa (15/8/2023).
Sementara itu, faktor data neraca dagang Juli yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai 1,31 miliar dolar AS. Artinya, Indonesia lebih banyak melakukan ekspor dibandingkan impor.
Meski masih mencatatkan surplus, BPS mencatat capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2023 dan 2022. Secara kumulatif, Januari hingga Juli 2023, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 21,24 miliar dolar AS atau lebih rendah sekitar 7,88 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Dari domestik, impor dan ekspor Indonesia masih terus mengalami penurunan walau masih lebih baik dari perkiraan. Namun, cadangan devisa hanya bertambah 1,3 miliar dolar AS, atau jauh di bawah harapan untuk 2,5 miliar dolar AS," ujarnya.