Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kurs dolar AS menguat terhadap rupiah. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang rupiah melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS), pada pembukaan perdagangan Rabu (31/8/2022).

Dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 2 poin ke level Rp14.845 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp14.843 per dolar AS pada perdagangan Selasa (30/8/2022) sore.

1. Data manufaktur China bisa jadi pendorong penguatan rupiah

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) yang mengikuti aktivitas sektor manufaktur dan jasa China bulan Agustus, diperkirakan dapat menjadi katalis penguatan rupiah karena hasilnya masih di atas ekspektasi pasar.

"Aktivitas manufaktur China masih dalam fase kontraksi tapi masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Sementara aktivitas sektor Jasa China masih dalam kisaran pertumbuhan," katanya, Rabu (31/8/2022).

2. Rupiah dibayang-bayangi suku bunga AS dan rencana kenaikan BBM

Menurut Ariston, penguatan rupiah masih rentan karena pasar keuangan masih dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif sebesar 75 basis poin di September.

"Yang terbaru, petinggi the Fed, John Williams mendukung pernyataan Jerome Powell untuk menjaga suku bunga di level tinggi hingga tingkat inflasi AS turun signifikan," ujarnya.

Potensi tekanan terhadap rupiah juga bisa datang dari kekhawatiran kenaikan inflasi dalam negeri karena rencana kenaikan harga BBM subsidi ke depan.

Inflasi bisa menurunkan daya beli yang akan menekan laju pertumbuhan ekonomi.

3. Proyeksi rupiah sore nanti

Ariston menambahkan, pada perdagangan hari ini, meski rentan pelemahan, tetapi mata uang Garuda masih berpeluang menguat terhadap dolar AS, melanjutkan penguatannya kemarin.

"Potensi penguatan ke arah Rp14.800 dengan resisten di kisaran Rp14.880," tambahnya.

Editorial Team