Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI turun menjadi Rp16.109 per dolar AS, lebih rendah dari pekan sebelumnya.

  • Indeks dolar AS menguat, memicu pelemahan rupiah karena efek tarif resiprokal Presiden AS terhadap China.

  • Rupiah diprediksi akan menguat pekan depan dengan fluktuasi di rentang Rp16.120-16.180 menurut analis pasar keuangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat, (15/8/2025).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 53,5 poin atau 0,33 persen ke Rp16.168,5 per dolar AS sore ini. Pagi tadi, rupiah dibuka melemah 38,5 poin ke Rp16.153,5 per dolar AS.

Nilai tukar atau kurs rupiah melemah seharian terhadap dolar AS, dengan pergerakan di rentang Rp16.143,5 sampai Rp16.180 per dolar AS. Dalam satu tahun terakhir, kurs rupiah bergerak di rentang Rp15.060-17.224 per dolar AS, dengan year to date (YTD) return sebesar 0,23 persen.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menyentuh Rp16.109 per dolar AS.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kurs rupiah pada penutupan perdagangan pekan kemarin, Kamis, (14/8/2025), yang berada di level RpRp16.237 per dolar AS. Data JISDOR BI menunjukkan rupiah mengalami penguatan pada sore ini dibandingkan kemarin.

2. Indeks dolar AS menguat

Menurut analis pasar keuangan, Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah disebabkan penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang berbagai negara. Efek tarif resiprokal Presiden AS, Donald Trump, masih memicu sentimen negatif pelaku pasar terhadap instrumen berisiko. Apalagi, China dan AS masih memperpanjang gencatan senjata atas pengenaan tarif resiprokal, yang dinilai bisa memicu kenaikan tarif, dan perang dagang akan memanas.

"Pengetatan Beijing terhadap perang harga merusak, serta dampak lanjutan tarif impor Presiden AS, Donald Trump," kata Ibrahim.

3. Rupiah diprediksi menguat pekan depan

Meski begitu, Ibrahim melihat masih ada peluang kurs rupiah akan bangkit pekan depan.

"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp16.120-16.180," ujar Ibrahim.

Editorial Team