Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan pada perdagangan hari ini, sejalan dengan penguatan indeks dolar AS sekitar 0,3 persen di Asia.
Hal itu terjadi karena investor memperhatikan pertemuan bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang akan datang. Peningkatan kekhawatiran terhadap suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama telah mendorong dolar naik sebesar 1,3 persen selama April 2024.
“Fokus kini tertuju pada pertemuan Fed akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” ujar Ibrahim.
Namun, diperkirakan Ketua Fed Jerome Powell akan memberikan pandangan yang lebih hawkish terhadap suku bunga, terutama mengingat data inflasi yang terus meningkat.
Tanda-tanda inflasi yang tinggi telah membuat sebagian besar pelaku pasar mengabaikan harapan penurunan suku bunga jangka pendek oleh the Fed. Bank sentral sekarang diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga pada September, atau kuartal keempat tahun ini, jika memang terjadi.