Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini. Hal itu dipengaruhi oleh data tenaga kerja AS yang menunjukkan pertumbuhan jumlah pekerja di luar sektor pertanian dan pemerintahan melambat pada bulan April.
Ditambah lagi, pertumbuhan upah per jam juga melambat, dan tingkat pengangguran lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Data tersebut dirilis pada Jumat malam pekan lalu, dan meningkatkan harapan pasar akan pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini.
“Data ini juga bisa mengonfirmasi sinyal dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pasca rapat moneter The Fed bahwa tidak ada kenaikan suku bunga tahun ini,” ujarnya.
Senada, menurut pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, nilai tukar rupiah diperkirakan akan membuka perdagangan hari ini dengan stabil namun cenderung menguat terbatas terhadap dolar AS.
Hal itu dipengaruhi oleh melemahnya dolar AS setelah data ekonomi AS, seperti Non-Farm Payroll (NFP) dan Indeks Manufaktur ISM, dirilis dengan hasil yang lebih lemah pada Jumat lalu.