Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyampaikan, sentimen risiko membaik setelah AS memastikan barang elektronik dikecualikan dari tarif 145 persen yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump terhadap China.
"Langkah tersebut menawarkan sedikit kelegaan bagi perusahaan-perusahaan besar AS dengan eksposur impor yang besar ke China," katanya.
Namun, Trump menyatakan barang elektronik tetap akan dikenakan tarif 20 persen dan berencana memberlakukan pungutan tambahan secara terpisah. Pernyataan itu membuat investor tetap waspada terhadap potensi lanjutan perang dagang.
Ibrahim menyoroti China yang membalas kebijakan Trump dengan tarif 125 persen dan mulai memperkuat kerja sama dagang dengan negara lain.
"Namun, perang dagang yang mengerikan antara ekonomi terbesar dunia diperkirakan akan mengguncang rantai pasokan global dan pertumbuhan ekonomi, dengan para pedagang terlihat memperkirakan setidaknya 50 persen kemungkinan resesi AS tahun ini," tuturnya.