Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan ada beberapa faktor yang sedang mempengaruhi pasar saat ini. Pertama, antisipasi terhadap data utama nonfarm payrolls telah mendorong kehati-hatian terhadap suku bunga AS, karena data tersebut dapat memengaruhi kebijakan moneter.
Selain itu, kekhawatiran akan konflik di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel, membuat investor cenderung mempertahankan sikap hati-hati dan kurang bersedia mengambil risiko. Selain itu, volume perdagangan regional juga melemah karena libur pasar China.
Komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, menambah dukungan terhadap nilai tukar dolar AS. Kashkari menyatakan inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan bank sentral tidak menurunkan suku bunga pada tahun 2024, yang dapat memengaruhi nilai mata uang.
“Komentarnya, yang muncul setelah serangkaian sinyal serupa dari pejabat Fed lainnya, memicu kerugian besar di Wall Street dan membuat sebagian besar pedagang waspada terhadap aset-aset yang didorong oleh risiko,” ujarnya.