Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Tangkapan Layar Bank Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan, Selasa (29/4) di level Rp15.380 per dolar AS, turun 70 poin dibandingkan hari sebelumnya Rp15.310 per dolar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh faktor teknikal terkait perkembangan terbaru yang berasal dari dalam dan luar negeri. Dia mengatakan, dari dalam negeri banyaknya kebutuhan valuta asing membuat nilai rupiah menjadi lemah.

"Kebutuhan valas korporasi jelang akhir bulan relatif tinggi yaitu menambah demand permintaan valas, " katanya dalam media briefing, Rabu (29/4).

1. PSBB turut mempengaruhi rupiah

ilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Dia juga menyebutkan, pelemahan rupiah dipengaruhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah di sejumlah wilayah. Kebijakan ini membuat pasar menilai akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi.

Belum lagi adanya berbagai prediksi lembaga internasional terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020, yakni Fitch terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 2,8 persen yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.

2. Berikut faktor-faktor positif untuk rupiah

ilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Kendati begitu, dia menyebut ada beberapa faktor positif untuk pergerakan rupiah. Misalnya dari penawaran lelang surat berharga negara yang tinggi mencapai Rp 44,4 triliun, hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap asset keuangan SBN pemerintah.

Selain itu sentimen dari luar negeri terkait penguatan pasar future saham di AS dan Eropa, diyakini dapat membuat rupiah ke Rp15.000

“Ini perkembangan hari ke hari seperti itu tergantung berita. Akan tetapi keseluruhan trennya untuk kedepan sampai akhir tahun insyallah rupiah akan stabil dan menguat dilevel Rp15.000” ujarnya.

 

3. Perry optimistis rupiah akan tetap stabil

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kondisi Ekonomi terkini (Tangkapan Layar Bank Indonesia)

Perry pun optimistis rupiah tetap bergerak stabil hingga akhir tahun, utamanya disebabkan karena defisit transaksi berjalan yang lebih rendah dari target semula 2,5 hingga 3 persen PDB.

"Insya Allah pada kuartal I itu di bawah 1,5 persen PDB. Untuk keseluruhan tahun di bawah 2 persen jika defisit transaksi berjalannya lebih rendah, berarti kekurangan devisa itu lebih rendah dan mendukung penguatan nilai tukar ke arah fundamentalnya," ujarnya.

Editorial Team