Analis pasar keuangan, Ariston Tjendra menyebut rupiah kembali melemah terhadap dolar AS dengan sinyal hawkish dari bank sentral AS dinihari tadi.
The Fed menahan suku bunga acuannya pada pertemuan dini hari tadi. Namun, menurutnya, the Fed memberikan sinyal masih akan menaikkan suku bunga acuan di tahun ini.
"The Fed melihat inflasi AS belum turun sesuai dengan harapannya dan ditambah dengan membaiknya ekonomi AS yang bisa menaikan inflasi lagi. The Fed sangat menekankan pentingnya mengendalikan dan menurunkan inflasi bagi perekonomian AS ke depan," ujarnya.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terlihat naik karena mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS lagi.
Harga minyak mentah yang masih tinggi juga masih bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko seperti rupiah. Sebab, kenaikan harga minyak bisa menaikan inflasi yang bisa menurunkan aktivitas ekonomi.
"Dari dalam negeri, hasil pertemuan BI sore nanti mungkin tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena BI kemungkinan masih bertahan dengan kebijakan sebelumnya melihat perekonomian Indonesia yang masih bagus," tutur Ariston.