Lukman menyatakan, pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, juga memberikan dorongan tambahan bagi penguatan dolar AS. Dalam keterangannya, Powell menyatakan belum ada keputusan mengenai arah suku bunga pada September 2025 mendatang dan pihaknya masih akan mengevaluasi dampak tarif terhadap inflasi.
Pernyataan tersebut dianggap sebagai sinyal hawkish, yang memperkuat ekspektasi suku bunga mungkin tetap tinggi dalam waktu lebih lama, sehingga menambah tekanan terhadap mata uang negara berkembang termasuk rupiah.
"Dolar AS juga didukung oleh sikap hawkish Powell yang mengatakan belum ada keputusan mengenai tingkat suku bunga untuk September dan akan melihat dampak dari tarif pada harga," kata Lukman.