Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, laju rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Hal ini disebabkan data PMI AS bulan Juni versi S&P yang dirilis Jumat malam memperlihatkan kondisi bisnis manufaktur dan jasa AS yang lebih bagus dari proyeksi pasar dan masih bertumbuh.
"Kondisi ini bisa mendorong kembali kenaikan inflasi sehingga Bank Sentral AS akan semakin enggan memangkas suku bunga acuannya. Ini masih memicu penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya," jelas Ariston.
Dengan demikian, rupiah masih berpotensi melemah ke level Rp16.500 per dolar AS dengan support di sekitar Rp14.400 per dolar AS di hari ini.