PT Pasifik Satelit Nusantara, perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia, akhirnya sukses meluncurkan Satelit Nusantara Lima (SNL) ke orbit dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. (Dok/Istimewa).
Satelit Nusantara Lima (SNL) diperkirakan membutuhkan waktu sekitar empat hingga lima bulan untuk mencapai slot orbit geostasioner pada posisi 113 derajat Bujur Timur. Setelah tiba di orbit, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akan melakukan In-Orbit Testing (IOT) selama tiga minggu, untuk memastikan seluruh perangkat satelit berfungsi dengan baik.
“Tahap akhir dari proses ini adalah In-Orbit Acceptance Review (IOAR), yang bertujuan memastikan seluruh komponen, termasuk delapan stasiun bumi dan jaringan komunikasi pendukung, telah terintegrasi, diuji, dan beroperasi secara optimal,” ujar Satrio.
SNL menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) yang memungkinkan kapasitas bandwidth besar untuk menyediakan layanan internet broadband, tidak hanya di pelosok Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara ASEAN seperti Filipina dan Malaysia.
Satelit dengan bobot 7,8 ton ini dilengkapi sistem propulsi hibrida yang mengombinasikan propulsi kimia dengan propulsi elektrik Xenon-Ion (XIPS). Teknologi ini diklaim 10 kali lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan sistem konvensional. Selain itu, SNL memiliki 101 spot beam yang beroperasi di frekuensi Ka-band.
Untuk mendukung operasionalnya, PSN menggandeng Hughes Network Systems dalam pembangunan delapan stasiun bumi yang tersebar di Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang, Gresik, Banjarmasin, Tarakan, Kupang, dan Makassar.