Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri (dok. Youtube Kementerian Perhubungan RI)

Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengkritik sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Tanah Air. Dia menilai beberapa proyek infrastruktur transportasi tidak tepat.

Menurut Faisal, pemerintah perlu melakukan riset berbasis ilmiah dan sebagainya sebelum menetapkan kebijakan, atau lokasi pembangunan infrastruktur transportasi, baik kereta, bandar udara (bandara), dan juga pelabuhan.

Berikut proyek-proyek infrastruktur transportasi yang dikritik Faisal Basri.

1. Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. IDN Times/Hana Adi Perdana

Proyek pertama yang dikritik Faisal Basri adalah Kereta Cepat Jakarta Bandung yang dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Menurut dia, panjang lintasan kereta yang hanya 142,3 kilometer (km) itu tak cocok untuk kereta cepat yang memiliki kecepatan 350 km per jam. Dia mengatakan rata-rata negara lain membangun lintasan sekitar 500 km proyek kereta cepat.

"Bagi saya kereta cepat itu kan di seluruh dunia rata-rata 500 km rutenya. Ini cuma 100 km juga tidak sampai. Jadi tidak bisa kereta cepat itu ngiik, jalan, berhenti, rusaklah keretanya. Ini proyek properti apa proyek kereta? Karena di ujung Bandung itu Summarecon, lewat Walini, lewat Lippo Group," kata Faisal dalam Seminar Nasional Kementerian Perhubungan bertajuk Analisis Lingkungan Ekonomi dan Bisnis terhadap Disrupsi di Sektor Transportasi yang digelar virtual, Jumat (8/10/2021).

2. Pelabuhan Kuala Tanjung

Editorial Team

Tonton lebih seru di