Sejahterakan Negeri dengan Hilirisasi

Gagasan hilirisasi pemerintah Indonesia saat ini patut diapresiasi. Ini karena gagasan tersebut memiliki manfaat yang berlipat ganda. Upaya hilirisasi setidaknya membutuhkan kerja otot dan otak yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sebelumnya, Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor produk mentah lewat industri ekstraktif karena kekayaan sumber daya alamnya. Ini merupakan kerja yang secara sederhana bisa disebut sebagai kerja otot.
Namun dengan #HilirisasiUntukNegeri yang digaungkan oleh #KementerianInvestasi/BKPM, butuh kerja otak untuk memproses barang mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi.
Proses itu melibatkan industri yang memiliki keberlanjutan sehingga bisa membuat Indonesia melakukan transformasi ekonomi menuju negara maju yang diimpikan.
1. Inovasi industri manufaktur untuk transformasi ekonomi
Penting untuk kita mafhumi bersama, salah satu tulang punggung negara maju adalah sektor industri, khususnya industri manufaktur. Program hilirisasi dapat mendorong terciptanya industri manufaktur yang lebih luas sehingga menciptakan lapangan kerja baru untuk menyejahterakan rakyat.
Hilirisasi bisa kita pahami secara sederhana yakni proses penghiliran bahan mentah dari alam menjadi produk jadi atau setengah jadi. Ini akan menyebabkan transformasi ekonomi yang berkesinambungan, dari bahan mentah berharga murah menjadi produk jadi atau setengah jadi yang lebih mahal.
Industri manufaktur bakal jadi penopang untuk mengolah bahan mentah tersebut. Tenaga kerja dan sumber daya alam didorong dari yang berproduktivitas rendah menjadi tinggi.
Industri manufaktur baru, akan menghasilkan diversifikasi produk olahan turunan yang beragam dari komoditas utama. Dari bahan mentah, diharapkan memicu keberlanjutan proses yang dapat meningkatkan produktivitas, keuntungan finansial dan kesempatan kerja serta kemakmuran yang lebih luas.
Berkaca kepada kebangkitan Korea Selatan pasca-perang, Ana Maria Santacreu dan Heting Zhu (2018) menjelaskan, ada dua faktor utama pemicu kemajuan negara tersebut, yakni lingkungan bisnis dan inovasi.
Kemudahaan memulai usaha perlu didukung oleh kebijakan pemerintah demi lingkungan bisnis yang kondusif. Lalu perhatian pada penelitian untuk pengembangan teknologi inovasi sangat berguna menumbuhkan industri manufaktur yang mengolah bahan-bahan mentah jadi produk berkualitas dan memiliki daya saing global.
Saat ini, peta jalan hilirisasi telah dibuat hingga tahun 2040 dengan fokus pada 21 komoditas utama yang dibagi dalam delapan sektor prioritas. Sektor tersebut antara lain mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.