Ilustrasi Listrik PLN. (IDN Times/Arief Rahmat)
Dalam perkembangannya, kini jawatan itu menjelma menjadi BUMN yang mengurusi pengaliran listrik ke seluruh negeri yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN). Setelah mengalami kerugian bisnis pada tahun-tahun lampau, kini PLN mencoba terus memperbarui diri.
Di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah di tengah pandemik ini, konsumsi listrik masyarakat pun melonjak. Sebab, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di rumah. Pada Juli 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa terjadi peningkatan konsumsi listrik sebesar 5,4 persen pada Juni lalu. Padahal pada Mei 2020, konsumsi listrik justru -10,7 persen.
Adapun rincian konsumsi listrik untuk kebutuhan sosial tumbuh 3,7 persen, konsumsi listrik rumah tangga naik 12,7 persen, dan konsumsi listrik untuk industri naik 31,7 persen. Peningkatan konsumsi di sektor industri dipicu adanya peningkatan produksi barang/jasa. Namun demikian, konsumsi listrik untuk keperluan bisnis masih minus 10,5 persen.
"Listrik industri dari negatif sudah naik. Untuk sosial, sudah pada kondisi positif. Jadi secara total, konsumsi listrik yang tadinya minus sekarang sudah di zona positif 5,4 persen," jelas Sri Mulyani.
Sempat mucul masalah di tengah masa ini menyangkut tagihan listrik masyarakat yang melonjak. Berbagai keluhan soal lonjakan tagihan listrik yang angkanya fantastis ini kemudian membuat Dirut PLN diminta memberikan penjelasan kepada anggota DPR.
Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini mengatakan tarif listrik sejatinya tidak ada perubahan atau kenaikan sejak Januari 2017. Lonjakan iuran yang dibayarkan masyarakat, menurutnya, terjadi lantaran hitungannya berasal dari dua komponen di mana tarif listrik dikalikan dengan penggunaan listrik.
PT PLN (Persero) mencatat konsumsi listrik tumbuh 4,5 persen (year on year) atau meningkat terhitung hingga 166,17 Terra Watt hour (TWh) per Agustus 2021. Pada September 2021, pertumbuhan konsumsi listrik 4,42 persen (yoy) menjadi 187,78 terawatthour (TWh).
Sepanjang Januari-September 2021, jumlah pelanggan PLN meningkat sebanyak 2,6 juta menjadi 81,6 juta pelanggan. Sementara volume penjualan listrik juga naik 4,4 persen menjadi 189,7 tWh hingga kuartal III 2021 (year on year).
Penjualan listrik PLN diproyeksikan bakal terus meningkat menembus 252,51 TWh hingga akhir tahun 2021, atau tumbuh sebesar 4,71 persen dibanding tahun lalu.