ilustrasi portofolio saham (IDN Times/Aditya Pratama)
Pekan lalu, IHSG naik tertopang 2 top gainers yakni IDX BASIC yang naik sebesar +6,55 persen dan IDX FINANCE yang naik +2,80 persen. Sementara itu satu top losers pada pekan lalu yakni IDX INDUST yang melemah -0,67 persen.
Angga menjelaskan sedikitnya ada enam sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu yakni inflation rate year on year (yoy) AS, indeks harga produksi month to month (mom), penjualan ritel Amerika, klaim pengangguran di AS yang turun, sentimen harga nikel dan sentimen harga emas.
Tingkat inflasi yoy AS pada April turun ke level 3,4 persen, sesuai dengan konsensus dan secara mom turun ke level 0,3 persen atau lebih rendah dari konsensus.
Sementara itu, Indeks harga produksi mom meningkat ke 0,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones di angka 0,3 persen serta penurunan yang direvisi sebesar 0,1 persen pada Maret.
Terkait sentimen penjualan ritel Amerika, pada April secara mom penjualan ritel Amerika yang dilaporkan tidak mengalami perubahan, menyusul kenaikan yang direvisi ke bawah sebesar 0,6 persen pada Maret dan mengalahkan ekspektasi pasar yang diperkirakan naik sebesar 0,4 persen.
Ada pula sentimen klaim pengangguran di AS yang turun sebesar 10 ribu ke level 222 ribu dibanding bulan sebelumnya, meski masih lebih tinggi dibanding konsensusnya di level 220 ribu.
Sementara itu terkait sentimen nikel dan emas, nikel bergerak mendekati 21 ribu dolar/ton, tertinggi sejak September 2023. Hal itu disebabkan kekhawatiran mengenai supply nikel akibat ketegangan yang terjadi di New Caledonia yang berkontribusi sebesar 5 persen kepada supply nikel dunia.
"Harga emas sendiri pada pekan lalu menyentuh level 2.397,4 dolar AS/troy ons yang merupakan imbas dari kehati-hatian para pelaku pasar dalam menilai arah pergerakan kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh The Fed," terang Angga.