Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi portofolio saham (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi portofolio saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.168 atau merosot 1,73 persen pada akhir perdagangan pekan lalu atau Jumat (15/11/2024). Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menyatakan, koreksi IHSG dipengaruhi 2 top losers, yakni IDX CYCLICAL dan IDX PROPERTY.

IDX CYCLICAL terkoreksi -5,77 persen. Koreksi saham-saham dengan weighting yang cukup besar seperti FILM, MSIN dan MAPI membuat IDX CYCLICAL turun cukup dalam.

Sementara itu, IDX PROPERTY anjlok sebesar -4,28 persen. Saham PANI terkoreksi cukup dalam seminggu terakhir. David menegaskan, Bank Sentral AS atau The Fed yang mengisyaratkan untuk menahan suku bunga akan mengurangi flow ke sektor properti.

"Menariknya, di tengah tekanan pada IHSG, IDX TECHNO justru moncer karena menjadi top gainers dengan penguatan sebesar 9,70 persen karena ditopang kenaikan saham MLPT kurang lebih sebesar 110 persen," ujar David dalam pernyataan resminya, Senin (18/11/2024).

1. Sentimen The Fed

Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)

Mencermati potensi market pada 18-22 November 2024, David mengimbau para trader untuk memerhatikan tiga sentimen yang bakal mempengaruhi pasar selama satu pekan ke depan. Pertama, The Fed yang mengisyaratkan akan menahan suku bunga. Kedua, Asia Makro update dan terakhir pergerakan investor asing.

Terkait sentimen The Fed yang mengisyaratkan akan menahan suku bunga, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell berselang sehari setelah rilis data inflasi AS pada Oktober 2024 yang naik ke level 2,6 persen year on year (yoy) dibandingkan September 2024 dengan inflasi 2,4 persen yoy. Itu mengakhiri tren penurunan inflasi dalam 6 bulan sebelumnya.

"Powell menegaskan bahwa The Fed masih menganggap inflasi berada pada jalur yang sustainable menuju level target 2 persen sehingga memungkinkan bank sentral AS untuk menggerakkan tingkat suku bunga ke level yang lebih netral, yang mana tidak merangsang maupun membatasi pertumbuhan ekonomi," ujar David.

2. Sentimen Asia Makro update dan pergerakan investor asing

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Ada pula sentimen Asia makro update yang menyatakan bahwa Bank Sentral China sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga setelah pemangkasan agresif dari keputusan bulan lalu, karena lonjakan baru dollar AS menekan yuan dan membatasi kelonggaran untuk kebijakan yang lebih longgar di daratan.

Terakhir sentimen pergerakan investor asing. Selama seminggu terakhir, investor asing mencatatkan net sell Rp4,2 triliun di pasar reguler dengan penjualan terbesar di saham BBRI, BBCA, TLKM, ADRO, dan BMRI.

"Meskipun begitu kami melihat bahwa nilai penjualan asing mulai mengecil ke level Rp517 miliar di perdagangan akhir Jumat kemarin. Penurunan nilai outflow ini dapat mengindikasikan bahwa mayoritas tekanan jual telah terealisasi dan jangka pendek ada potensi muncul demand baru, terlebih melihat IHSG yang saat ini juga sudah dekat area support 7.000," tutur David.

3. Rekomendasi saham pekan ini

Ilustrasi taksi bandara (instagram.com/sigitdjokosoetono)

Berkaca atas sentimen-sentimen tersebut, IPOT merekomendasikan tiga saham ini bagi para trader. Berikut ulasannya:

PT Astra Internasional Tbk (ASII)

Emiten ini layak buy melihat rilis kinerja ASII yang mencatatkan laba bersih kuat pada kuartal III-2024 sebesar Rp10 triliun Rupiah (+21 YoY, dan 19 persen QoQ) bahkan melampaui ekspektasi pasar. Di sisi lain, meskipun investor asing melakukan penjualan sekitar Rp4,2 triliun di pasar reguler, investor asing tetap mencatatkan net foreign flow di saham ASII sebesar Rp42 miliar di pasar reguler.

PT Blue Bird Tbk (BIRD)

Emiten ini meraup laba bersih sebesar Rp442 miliar hingga kuartal III-2024. Realisasi ini naik 20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Di dari sisi teknikal, terlihat BIRD bergerak dalam fase uptrend dan ada potensi untuk breakout dari flag pattern atau tanda bullish continuation.

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

Melihat perkembangan zaman yang mengarah ke energi hijau, BREN menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dikoleksi. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah yaitu swasembada energi. BREN memiliki hak untuk memasok uap panas bumi ke banyak perusahaan dan salah satunya adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Editorial Team