Jakarta, IDN Times - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel saat ini telah menjadi perusahaan tower telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara dengan 28 persen saham kepemilikan publik.
Hal itu menjadi salah satu capaian yang diperoleh Mitratel tepat setahun sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mitratel sendiri melakukan Initial Public Offering (IPO) di BEI pada 22 November 2021 silam.
"Mitratel telah menyiapkan insfrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite) dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi yang terlengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi," tutur Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko dalam pernyataan resmi yang diperoleh IDN Times, Kamis (24/11/2022).
Pria yang karib disapa Teddy tersebut menambahkan, secara global tren bisnis menara telekomunikasi bergeser dari Towerco menjadi Digital Infraco di masa depan. Hal itu bertujuan untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.
Adapun di Indonesia, Towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital guna mendorong pertumbuhan bisnis pada masa mendatang. Hal itu utamanya terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.
"Mitratel sebagai bagian dari Telkom Group akan senantiasa mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic/tower fiberisation," kata Teddy.