Jakarta, IDN Times - Dengan cekatan Wanto memotong ujung tangkai-tangkai bunga mawar di tangannya. Penjual bunga di Pasar Bunga Rawa Belong itu kemudian merapikan sekumpulan mawar itu lantas membungkusnya dengan kertas. Sesekali ia menyahuti obrolan beberapa penjual bunga lainnya.
Hari-hari tampak berjalan normal di Pasar Bunga Rawa Belong. Tapi sebenarnya kondisi penjualan jauh berbeda dibandingkan dua tahun lalu. Setidaknya sudah setahun lebih sejak virus corona masuk ke Indonesia dan membuat bisnisnya berantakan.
"Setahun pandemik hancur, paling buat biaya hidup aja, gak bisa lebih," kata Wanto yang sudah 15 tahun berjualan di pasar ini kepada IDN Times beberapa waktu lalu.
Memasuki Ramadan, kelesuan itu lebih terasa lagi. Pasar Bunga di Rawa Belong pada sore hari di bulan puasa terlihat sepi, tidak seperti Ramadan sebelum pandemik datang. Hanya ada beberapa pembeli yang masuk dan mencari bunga kala itu.
"Kalau hari biasa gini apalagi pas puasa emang sepi. Kalau malam Sabtu dan malam Minggu baru kadang agak ramai," kata penjual bunga lainnya bernama Fahmi.