ilustrasi meninggal (pixabay.com/Soumen82hazra)
Di media sosial X, viral kasus nasabah yang bunuh diri karena terjerat utang pinjaman online di Adakami. Melansir akun @rakyatvspinjol, keluarga korban mengatakan kalau mereka mendapat teror bertubi-tubi dari debt collector Adakami. Teror beragam mulai dari cacian hingga order fiktif ojek online sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Bahkan, beberapa di antaranya memaksa keluarga korban membayar pesanan.
Bunga pinjaman hampir 100%
Korban diketahui sudah memiliki istri dan anak perempuan berusia tiga tahun. Keluarganya yang mengalami masalah perekonomian saat itu pun sangat tertekan. Pasalnya, korban yang mengajukan pinjaman Rp9,4 juta diminta untuk mengembalikan lebih dari dua kali lipatnya, yaitu hampir Rp19 juta.
Ketika itu, korban ingin memulangkan istrinya ke rumah orang tuanya agar tidak ikut diteror. Namun, istrinya menolak karena takut akan teror yang justru bisa datang dari mana saja.
Dipecat dari kantor
Korban K merupakan pegawai honorer di kantor pemerintahan dengan kontrak lima tahun. Namun, ia berujung dipecat setelah teror debt collector Adakami sampai ke kantornya dan mengganggu pekerjaannya.
Usai dipecat, korban dan keluarga makin tertekan karena masih mendapat berbagai teror. Ditambah dengan masalah ekonomi yang melanda keluarga korban.
Tetap diteror setelah wafat
Tidak lama setelah korban meminta istrinya meminta pulang ke rumah orang tuanya, korban K memutuskan mengakhiri hidupnya. Bahkan menurut keterangan keluarga, teror debt collector Adakami masih berlanjut meskipun korban telah meninggal dunia pada Mei 2023.
Hal ini lantas menyebabkan warganet geram dan penasaran siapa pemilik Adakami. Tujuannya agar kasus ini bisa ditindaklanjuti.
Nah, itulah tadi profil dan jejak karier CEO Adakami yang banyak dicari usai viral kisah nasabah yang bunuh diri karena terjerat utang pinjol dan mendapat teror kasar dari DC Adakami.