Pabrik Sritex (Instagram Sritex)
Penjualan perseroan pada tahun lalu tercatat turun drastis. Penjualan konsolidasi sepanjang 2023 sebesar 325 juta dolar AS, merosot 38 persen dibandingkan 2022.
Namun rugi bersih menyusut menjadi 174,8 juta dolar AS pada tahun lalu dari tahun sebelumnya sebesar 395,6 juta dolar AS.
Adapun penyebab menurunnya penjualan karena terdampak menyusutnya permintaan di tingkat global maupun domestik. Di tingkat global terjadi penurunan penjualan yang hampir merata, baik di Kawasan Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Amerika Latin, Uni Emirat Arab (UAE), dan Afrika.
Dampak makro ekonomi seperti suku bunga dan inflasi tinggi serta kondisi geopolitik terkait perang Rusia-Ukraina serta perang Israel-Palestina menyebabkan penurunan tingkat permintaan, di mana masyarakat global lebih mengutamakan kebutuhan pangan dan energi.
Selain itu, jalur pengiriman juga mengalami gangguan karena biaya pengiriman meningkat akibat jarak tempuh lebih jauh untuk menghindari Terusan Suez.
Meski demikian, Iwan Kurniawan mengatakan, perseroan optimistis bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya, dengan melakukan rencana-rencana dalam memperkuat strategi bisnis, yakni review dan evaluasi secara berkala strategi perseroan sehingga efektif terhadap perubahan-perubahan global.
Selain itu, strategi pengadaan tepat waktu dan transparan serta optimalisasi supply chain management; reorganisasi SDM untuk meningkatkan efisiensi operasional dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika pasar; dan implementasi anggaran yang efisien dengan prioritas pada produk yang mendukung tujuan bisnis yang berkelanjutan dan memaksimalkan imbal hasil.
"Revitalisasi sumber daya keuangan secara efektif dan efisien," ujarnya.
Di samping itu, melakukan ekspansi pasar serta inovasi dan penyesuaian produk sesuai dengan perkembangan permintaan dan kebutuhan pasar.