Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menilai risalah rapat kebijakan the Fed di Januari yang dirilis dini hari tadi menunjukkan keinginan bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga lebih lama.
The Fed masih menunggu perkembangan data ekonomi terbaru, seperti inflasi, tenaga kerja, dan dampak kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Para pejabat The Fed juga mengakui kesulitan dalam menurunkan inflasi ke target 2 persen.
Selain itu, kebijakan tarif Trump terus memberikan sentimen negatif ke pasar, tercermin dari pergerakan indeks saham Asia yang melemah pagi ini.
Dari dalam negeri, Ariston mencatat pasar mulai berspekulasi mengenai kemungkinan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan, mengingat inflasi yang rendah dan pemangkasan anggaran belanja negara yang dapat berdampak pada bisnis lokal.
"Ini bisa memberikan tekanan ke rupiah," ujarnya.