Jakarta, IDN Times - Pada Selasa (12/4/2022), pemerintah Sri Lanka memutuskan untuk menangguhkan pembayaran utang luar negerinya. Bank sentral Sri Lanka menyatakan bahwa keputusan ini terpaksa diambil akibat semakin menipisnya cadangan valuta asing dan Sri Lanka perlu menggunakan itu untuk mengimpor bahan-bahan pokok dilansir dari Reuters.
"Kita perlu fokus pada impor penting dan tidak perlu khawatir tentang pembayaran utang luar negeri," kata Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe, dilansir Reuters.
Sri Lanka saat ini sedang dilanda gelombang demonstrasi dari masyrakat yang menuntut agar Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. Tuntutan ini muncul akibat krisis ekonomi yang melanda negara itu. Rakyat Sri Lanka mengeluhkan kenaikan bahan-bahan pokok, kelangkaan bahan bakar dan pemadaman listrik.