Dalam rapat tersebut, Banggar DPR dan pemerintah pusat menyepakati realisasi APBN tahun 2020 sebesar Rp1.647,7 triliun. Atau yang berarti 96,9 persen dari alokasi APBN yaitu Rp1.699,9 triliun.
Anggota Banggar DPR Dewi Asmara yang membacakan realisasi APBN tersebut mengatakan, realisasi belanja negara 2020 sebesar Rp2.595,4 triliun yang berarti mencapai 94,7 persen dari APBN tahun 2020 sebesar Rp2.739,1 triliun.
"Berdasarkan realisasi pendapatan negara yang dibandingkan belanja negara tersebut, maka terdapat defisit anggaran yang berjumlah Rp947,6 triliun yang berarti mencapai 91,1 persen dari APBN TA 2020 sebear Rp1.039,2 triliun," katanya memaparkan.
Sementara untuk realisasi pembiayaan untuk menutup defisit anggaran mencapai berjumlah Rp1.193,2 triliun, yang berarti 114,8 persen dari APBN tahun 2020 sebesar Rp1.039,2 triliun.
Berdasarkan defisit anggaran sebsar Rp947,6 triliun dan pembiayaan sebesar Rp1.039,2 triliun, maka terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp245,6 triliun
"Laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). SAL awal tahun 2020 adalah sebesar Rp212,7 triliun dan penggunaan SAL yakni Rp70,6 triliun. Sisa lebih pembiayaan anggaran 2020 sebesar Rp245,6 triliun. Berdasarkan SAL awal tahun 2020, sebesar Rp212,7 triliun, penggunaan SAL sebesar Rp70,6 triliun dan SiLPA tahun 2020 Rp245,6, triliun maka terdapat SAL sebelum penyesuaian sebesar Rp387,6 triliun," kata Dewi.