Jakarta, IDN Times - Mata uang Tiongkok, Yuan terus mengalami pelemahan. Hal itu jadi sinyal buruk lantaran bisa berdampak bagi perekonomian Indonesia. Pelemahan itu terjadi lantaran Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) melakukan mendepresiasi nilai tukar yuan terhadap dolar AS.
PBoC secara konsisten melakukan depresiasi hingga nilai tengah kurs yuan melawan dolar AS yang ditetapkan terakhir sebesar 7,0136 per dolar AS pada Jumat (9/8). Ada dugaan jika pemerintah Tiongkok melakukan depresiasi sebagai bentuk balasan atas serangan tarif dari pemerintah Trump.
Menanggapi depresiasi Yuan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah masih mempelajari dinamika yang tengah terjadi. Selain itu, Presiden Jokowi juga memberikan konstruksi kepada menteri-menteri ekonomi untuk mempelajari berbagai kemungkinan yang bakal berdampak bagi perekonomian Indonesia.
"Ya pertama kita perlu untuk memahami dinamika ini, karakternya seperti apa. Sehingga juga untuk ekonomi Indonesia kita memahami bagaimana implikasi dan kemungkinan terjadinya risiko," ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/8).