Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dalam Side Event G20: High Level Seminar on Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity di Bali Nusa Dua Convention Center. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Jannet Yellen, bersikeras menyatakan perekonomian Negeri Paman Sam belum mengalami resesi. Padahal, perekonomian AS mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
“Bukan itu yang kita lihat sekarang,” kata Yellen dilansir CNBC, Jumat (29/7/2022).
Sebelumnya, Biro Analisis Ekonomi AS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 (April-Juni), yang ternyata masih mengalami kontraksi atau minus 0,9 persen. Pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal I-2022 (Januari-Maret), ekonomi AS juga mengalami kontraksi sebesar 1,6 persen.
Menurut Yellen, sebuah negara mengalami resesi ketika ada penutupan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, penutupan bisnis, pelemahan ekonomi rumah tangga, dan perlambatan aktivitas sektor swasta.
Sementara itu, menurutnya di AS masih ada penciptaan lapangan kerja, keuangan rumah tangga masih kuat, dan bisnis masih tumbuh.
"Ketika Anda melihat ekonomi, penciptaan lapangan kerja terus berlanjut, keuangan rumah tangga tetap kuat, konsumen belanja dan bisnis tumbuh," ucap Yellen.