Jakarta, IDN Times – Perusahaan teknologi menghadapi kondisi sulit dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, tekanan itu semakin besar dan tidak hanya menggoncang perusahaan rintisan (startup) melainkan juga raksasa teknologi.
PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) menilai kondisi ini sebagai masa tech slowdown. Bagi startup, hal ini tidak lepas dari strategi 'membakar uang' dalam rangka membangun brand untuk menjangkau target pasar mereka. Padahal kini, strategi 'membakar uang' terbukti tidak selalu berhasil karena bisnis startup harus mencari sebuah profitability.
Chief Investment Officer Mandiri Capital, Dennis Pratistha ada dua penyebab utama dunia memasuki masa tech slowdown. Pertama, perusahaan belum melakukan perencanaan masa depan yang tepat. Kedua, perusahaan belum menghasilkan inovasi yang baik.
“Saat ini startup harus fokus kepada inisiatif yang memiliki dampak positif terhadap bottom line untuk memiliki path to profitability dan mencapai self sustain. Tidak lagi growth at any cost,” ujar Dennis dalam diskusi Trends dan Outlook 2023: ‘Opportunities During Tech Slowdown’ di Jakarta pada Rabu (8/2/2022).