PLTP Kamojang (dok. Pertamina)
Energi panas bumi atau geothermal memang menjadi salah satu potensi energi terbarukan Indonesia yang menjanjikan. Meskipun demikian, Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah mengakui bahwa biaya investasi untuk pembangkit geothermal masih cukup tinggi.
Oleh karena itu, Pertamina berinovasi untuk membuat energi terbarukan lebih kompetitif dengan teknologi terkini. Misalnya, Perseroan mengadopsi teknologi yang mampu memanfaatkan potensi panas bumi di suhu rendah, yaitu 150 derajat Celsius. Sebelumnya, energi panas bumi hanya dapat dimanfaatkan jika pemanasan air di pembangkit mencapai 200 derajat Celcius ke atas.
“Dengan biaya investasi per megawatt yang lebih murah, tantangan yang kita hadapi selama ini, bahwa energi terbarukan mahal, pelan-pelan bisa kita mitigasi. Ke depan, biaya pembangkitan dari energi terbarukan ini akan menjadi kompetitif dan bahkan harapannya lebih murah daripada penggunaan fossil fuel,” jelas Nelwin ketika menjadi pembicara pada acara IDN Times, Semangat Awal Tahun 2025, Kamis, (16/01), di Jakarta.