Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah (tengah) (IDN Times/Herka Yanis)
Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah (tengah) (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Indonesia saat ini tengah melakukan transisi energi terbarukan untuk memenuhi target Net Zero Emissions di 2060. Dalam hal ini, PT Pertamina (Persero) menjadi garda terdepan dalam pengembangan energi bersih. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) satu ini pun sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut.

Ternyata, teknologi memainkan peran penting dalam strategi tersebut. Lalu, apa saja yang sudah disiapkan Pertamina untuk melakukan transisi energi? Berikut ulasan lengkapnya!

1. Tepis tantangan biaya tinggi dalam pengembangan energi geothermal

PLTP Kamojang (dok. Pertamina)

Energi panas bumi atau geothermal memang menjadi salah satu potensi energi terbarukan Indonesia yang menjanjikan. Meskipun demikian, Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah mengakui bahwa biaya investasi untuk pembangkit geothermal masih cukup tinggi. 

Oleh karena itu, Pertamina berinovasi untuk membuat energi terbarukan lebih kompetitif dengan teknologi terkini. Misalnya, Perseroan mengadopsi teknologi yang mampu memanfaatkan potensi panas bumi di suhu rendah, yaitu 150 derajat Celsius. Sebelumnya, energi panas bumi hanya dapat dimanfaatkan jika pemanasan air di pembangkit mencapai 200 derajat Celcius ke atas. 

“Dengan biaya investasi per megawatt yang lebih murah, tantangan yang kita hadapi selama ini, bahwa energi terbarukan mahal, pelan-pelan bisa kita mitigasi. Ke depan, biaya pembangkitan dari energi terbarukan ini akan menjadi kompetitif dan bahkan harapannya lebih murah daripada penggunaan fossil fuel,” jelas Nelwin ketika menjadi pembicara pada acara IDN Times, Semangat Awal Tahun 2025, Kamis, (16/01), di Jakarta.

2. Penggunaan inovasi teknologi energi terbarukan

Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kantor PLN Kayutangan Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kemudian, Nelwin juga menyinggung soal penggunaan mobil dan motor listrik yang semakin berkembang. Harga dan tarif teknologi kendaraan listrik saat ini memang sudah cukup kompetitif jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Charging station umum pun juga sudah semakin mudah ditemukan.

Oleh karena itu, ia optimis semakin masifnya penggunaan kendaraan listrik, terutama oleh generasi muda, akan mendorong transisi energi Indonesia. Apalagi, Milenial dan Gen Z saat ini sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan isu-isu lingkungan. 

3. Gandeng inovasi generasi muda dalam energi terbarukan

Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah (tengah) (IDN Times/Herka Yanis)

Pertamina juga menggandeng inovasi energi generasi muda untuk bisa diaplikasikan di dalam negeri. Nelwin mencontohkan, inovasi teknologi geothermal oleh Manager Production and Operation Excellence PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Mohammad Husni Mubarok yang berhasil mendapatkan paten di empat negara. 

Pada akhirnya, Pertamina, sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia di bidang energi berkomitmen untuk terus mendorong dan mempertahankan ketahanan energi nasional. Perseroan akan memastikan pasokan energi Indonesia, baik itu minyak, gas, maupun listrik dari energi terbarukan bisa terpenuhi. (WEB)

Editorial Team