Ilustrasi - SPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Said menjelaskan, Pertamina masih memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara di tengah lonjakan harga minyak dunia. Dia mencatat Pertamina telah menyumbang Rp143 triliun ke negara.
Meski begitu, dia menilai Pertamina tidak langsung membeberkan windfall profit.
“Inilah manifestasi kegotongroyongan, nyata adanya,” ucap dia.
Lebih lanjut, Said menuturkan, kenaikan harga bukan hanya terjadi di sektor minyak dan gas bumi, tetapi juga berbagai komoditas lainnya, terutama pangan.
Untuk itu, Banggar DPR dan pemerintah sepakat menambah anggaran program perlindungan sosial sebesar Rp18,6 triliun untuk menjaga daya beli rumah tangga. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan inflasi yang bisa memangkas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Menggenapi keterpaduan gerak, pemerintah juga tengah mempersiapkan reformasi subsidi BBM, LPG dan Listrik agar lebih tepat sasaran, sehingga alokasi subsidi energi yang besar bisa berdampak setimpal terhadap upaya perlindungan terhadap rumah tangga miskin,” ucap Said.