Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Serangan terhadap Israel oleh Iran telah menciptakan gelombang kekhawatiran di pasar minyak dunia. Menurut ekonom sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis FEB UI, Prof. Mari Elka Pangestu, eskalasi konflik dapat memicu peningkatan harga minyak, yang berpotensi meningkatkan inflasi global.

“Yang jelas harga minyak akan meningkat bilamana terjadi eskalasi,” kata dia dalam webinar Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter x IDN Times, Senin (15/4/2024).

Sebelum serangan tersebut, kata dia, ketegangan sudah terasa setelah kejadian di Damaskus dua minggu sebelumnya. Akibatnya, harga minyak naik sebagai antisipasi terhadap potensi tindakan dari Iran. Sekarang, dengan serangan yang terjadi, diprediksi harga minyak akan melonjak, mengakibatkan inflasi yang lebih tinggi.

1. Harga minyak bakal meroket jika AS beri sanksi terhadap Iran

Kilang minyak (Pixabay)

Mari Elka mengatakan, banyak yang meyakini Iran sengaja menciptakan ketidakstabilan dunia dengan tujuan mengganggu ekonomi Amerika Serikat, terutama melalui kenaikan harga minyak dan inflasi.

“Diperkirakan Biden akan juga menggunakan sanksi terhadap minyak dari Iran,” tuturnya.

Iran saat ini memproduksi 3 juta barel minyak per hari dan mengekspor 1 juta barel per hari. Potensi peningkatan sanksi dari Amerika akan mempengaruhi kapasitas mereka untuk mengekspor minyak.

‘Jadi, supply shock itu juga dipengaruhi oleh pengurangan produksi dari OPEC maupun gangguan-gangguan dari jalur minyak yang bisa terjadi, terutama Selat Hormuz. Di sisi lain, demand juga mengalami peningkatan,” ujar Mari Elka.

Sejalan dengan itu, diperkirakan harga minyak akan naik, menyebabkan biaya produksi yang lebih tinggi, inflasi yang meningkat, dan memperlambat pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Itu juga dapat menguatkan dolar AS dan mendorong kenaikan harga emas, karena investor mencari tempat yang lebih aman dalam ketidakpastian.

2. Subsidi BBM di Indonesia bisa membengkak jika harga minyak melambung

Editorial Team

Tonton lebih seru di