Layanan pengisian bahan bakar Avtur oleh Pertamina di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, Awal November 2022. Kini Pertamina tengah mengembangkan BioAvtur J2.4 atau bahan bakar pesawat terbang berbasis kelapa sawit. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
SAF, dijelaskan Oki, dapat diproduksi sesuai potensi sumber daya alam setempat (resource-based energy transition). Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku berkualitas dalam minyak nabati yang melimpah.
"Untuk negara-negara dengan minyak nabati yang melimpah, rute yang dipilih adalah hydrogenation dan Isomerization, populer dengan nama HEFA, Hydrotreated Esters and Fatty Acids," jelasnya.
Apabila minyak nabati tidak tersedia, SAF juga dapat diproduksi dari alkohol, yang prosesnya disebut alcohol-to-jet (ATJ). Alkohol menjadi olefin, kemudian dipolimerisasi dan masih harus dihidrogenasi.
Sumber lain yang dapat dimanfaatkan adalah kayu yang bisa diolah menjadi alkohol, kemudian mengikuti rute ATJ. Bisa juga, kayunya diolah menjadi fase gas dengan gasifikasi. Kemudian, gas sintetis diolah menjadi hidrokarbon rantai panjang dengan fischer tropsch.
"Alhamdulillah, dengan potensi minyak nabati terbesar di bumi, Indonesia kini sudah mampu menghasilkan SAF dengan rute hidrogenasi. Selanjutnya, kami terus kembangkan isomerisasi agar kualitas SAF makin prima," tuturnya.