Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Rupiah Perkasa ke Rp16.028 Sore Ini

Intinya sih...
- Rupiah menguat 0,45 persen menjadi Rp16.028 per dolar AS.
- Seluruh mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, dengan rupiah menguat 0,45 persen.
Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot pada Rabu (15/5/2024) sore ini ditutup pada level Rp16.028 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,45 persen dibandingkan penutupan sebelumnya ada di level Rp16.100 per dolar AS.
1. Mata uang kawasan Asia kompak menguat
Di kawasan Asia, seluruh mata uang kompak menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, dolar Taiwan mencatat kenaikan terbesar, yakni 0,69 persen, disusul won Korea yang menguat 0,64 persen.
Selanjutnya, pesso Filipina menguat 0,51 persen, rupiah menguat 0,45 persen, ringgit Malaysia menguat 0,32 persen.
Yen Jepang menguat 0,19 persen, dolar Singapura naik 0,16 persen, yuan China naik 0,14 persen, baht Thailand naik 0,05 persen, dolar Hong Kong naik 0,05 persen, dan rupee India naik 0,01 persen terhadap dolar AS.
2. Neraca dagang surplus 48 bulan berturut sokong penguatan rupiah
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan, rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah disebabkan faktor data neraca dagang April yang mengalami surplus sebesar 3,56 miliar dolar AS.
"Data perdagangan yang menunjukkan surplus yang lebih besar dari perkiraan juga ikut mendukung rupiah," ucap Lukman.
Diketahui, neraca dagang hingga April ini surplus selama 48 bulan berturut-turut. Dengan demikian, nilai kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai 157,21 miliar dolar AS, yang disokong oleh kuatnya surplus nonmigas yang mencapai 224,15 miliar dolar AS.
3. Faktor pernyataan The Fed picu penguatan rupiah
Selain itu ada juga faktor eksternal yakni rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah disebabkan pernyataan dovish dari pernyataan Gubernur Bank Sentral The Fed.
Diketahui, Powell menyebut, terdapat perkembangan positif mengenai penurunan inflasi AS.Selain itu, Powell menyinggung soal suku bunga.