Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera India. (unsplash.com/aboodi_vm)
Bendera India. (unsplash.com/aboodi_vm)

Intinya sih...

  • Golkadas Exports dan Raymond Lifestyle akan ekspansi di Afrika untuk menghindari tarif resiprokal AS.

  • Tarif resiprokal berdampak besar pada ekspor India ke AS, terutama pada industri tekstil dan perhiasan.

  • Mata uang rupee melemah ke rekor terendah imbas tarif resiprokal AS, memicu kekhawatiran investor terkait barang dari India.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan India sedang berusaha mencari alternatif untuk menghindari ketetapan tarif impor Amerika Serikat (AS) barang dari India sebesar 50 persen. Sebab tarif tersebut membuat produknya tidak kompetitif di pasar AS. 

Sementara beberapa negara Afrika, seperti Ethiopia, Nigeria, Botswana, dan Maroko memposisikan diri untuk mendapatkan keuntungan dari peralihan perusahaan India dalam menghindari tarif resiprokal AS.  

Besarnya tarif resiprokal kepada India disebabkan pembelian minyak dari Rusia yang ikut membantu dalam perang di Ukraina. Alhasil, India sudah mengupayakan diversifikasi suplai minyak dengan mengimpor dari Nigeria. 

1. Golkadas Exports dan Raymond Lifestyle akan ekspansi di Afrika

Pemasok pakaian dari merek GAP Inc, yakni Golkadas Exports Ltd. dan Raymond Lifestyle Ltd. sedang mengupayakan ekspansi di sejumlah negara Afrika yang hanya terdampak tarif 10 persen ke AS. 

“Kami akan melanjutkan ekspansi di Afrika terkait dengan penetapan 50 persen tarif resiprokal AS kepada India. Sementara itu, pabrik kami di Kenya dan Ethiopia hanya akan memperoleh tarif sebesar 10 persen,” tutur Direktur Manager Golkadas Exports, Sivaramakrishnan Ganapathi, dikutip dari Business Insider Africa, Senin (1/9/2025). 

Sementara, Raymond Lifestyle mengungkapkan niat untuk mengalihkan produksinya ke Ethiopia. Dorongan untuk memproduksi di Ethiopia karena biaya tenaga kerja hanya satu per tiga dibanding di India. 

2. Tarif resiprokal berdampak besar pada ekspor India ke AS

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/mck)

Tak hanya di industri tekstil, industri perhiasan dan berlian juga terdampak tarif resiprokal AS ke India. Pada 2023, ekspor tekstil dan perhiasan dari India ke AS mencapai 20 miliar dolar AS.

“AS adalah pasar terbesar kami yang nilai ekspornya mencapai 10 miliar dolar AS atau hampir 30 persen dari total perdagangan global perusahaan kami. Tarif ini besar dan akan berdampak pada sektor ini,” ungkap Kepala Dewan Promosi Ekspor Perhiasan, Kirit Bhansali. 

Sementara sejumlah pesaing besar produk tekstil dan perhiasan India berasal dari Turki, Vietnam, dan Thailand. Semuanya mendapatkan tarif resiprokal lebih rendah dibanding India.  

3. Mata uang rupee melemah ke rekor terendah

Mata uang rupee India. (unsplash.com/rupixen)

Pada Jumat (29/8/2025), mata uang India, rupee jatuh ke rekor terendah imbas tarif resiprokal AS. Nilai tukar rupee mencapai 88,29 per dolar AS yang disebabkan kekhawatiran investor terkait barang dari India.

Sementara itu, sejumlah ekonom memperingatkan tarif baru kepada India yang bisa memotong 60-80 poin utama dari pertumbuhan ekonomi India. Tekanan ini akan berdampak pada perlambatan ekonomi India, dilansir TRT Global

Pada akhir Maret, Bank Sentral India memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi India melambat hingga 6,5 persen pada 2025. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team