Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Ledakan gelembung (bubble burst) di dunia startup (perusahaan rintisan) sedang menjadi perbincangan, menyusul kabar terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di startup Tanah Air. Hal yang sama juga terjadi di belahan dunia lain.

Mengutip Investopedia, ledakan gelembung terjadi ketika siklus ekonomi yang ditandai dengan nilai pasar naik sangat cepat, terutama pada harga aset. Inflasi yang cepat ini diikuti oleh penurunan nilai yang cepat pula, atau biasa disebut kontraksi.

1. Gelembung tercipta karena lonjakan harga aset

Ilustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Biasanya, gelembung diciptakan oleh lonjakan harga aset yang didorong oleh perilaku pasar yang terlalu bersemangat. Selama gelembung, aset biasanya diperdagangkan pada harga atau dalam kisaran harga yang jauh melebihi nilai intrinsik aset. Dengan kata lain, harga tidak selaras dengan dasar aset.

Gelembung ekonomi terjadi setiap kali harga barang naik jauh di atas nilai riil barang tersebut. Gelembung biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor, meskipun apa yang menyebabkan perubahan perilaku ini masih diperdebatkan.

Gelembung di pasar ekuitas dan ekonomi menyebabkan sumber daya ditransfer ke area tertentu dengan pertumbuhan yang cepat. Di akhir gelembung, sumber daya tersebut dipindahkan lagi, menyebabkan harga turun.

2. Lima tahap terjadinya bubble burst

Editorial Team

Tonton lebih seru di