Jakarta, IDN Times - Australia menyebut Tiongkok merusak perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) milik kedua negara karena menerapkan serangkaian tindakan pada barang ekspor Australia.
Padahal, menurut Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham, perjanjian perdagangan bebas mereka (China-Australia Free Trade Agreement/ChAFTA) telah memungkinkan peningkatan akses ke pasar Tiongkok dan melakukan serangkaian pemotongan tarif.
“Namun, pemerintah Australia menjadi semakin prihatin tentang serangkaian tindakan mengganggu dan membatasi perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah China pada berbagai barang yang diimpor dari [Australia] dan gangguan ini telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir,” katanya, menurut The Guardian, Rabu (9/12/2020).
“Dalam pandangan pemerintah Australia, tindakan pemerintah China yang menargetkan pada barang-barang Australia menimbulkan kekhawatiran tentang kepatuhan China terhadap surat dan semangat Chafta dan kewajibannya [pada Organisasi Perdagangan Dunia],” lanjutnya.