Thailand akan Produksi Vaksin AstraZeneca untuk Pasar Asia Tenggara

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca sepakat menjadikan Thailand sebagai mitra untuk memproduksi vaksin COVID-19 bagi pasar di kawasan Asia Tenggara. Kesepakatan itu diteken pada 27 November 2020 lalu.
Harian Bangkok Post, Minggu, 6 Desember 2020 melaporkan Thailand juga sepakat untuk membeli 26 juta dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. Dosis itu cukup untuk 13 juta warga Thailand. Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-Cha telah menjanjikan agar membayar uang muka senilai 78 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun secepatnya. Sementara, untuk produksi di Thailand, perusahaan farmasi Inggris-Swedia itu akan menggandeng Siam Bioscience.
Jenderal Prayuth memperkirakan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca akan tersedia pada tahun depan. Pemerintah akan memberikan semua warganya akses untuk memperoleh vaksin.
"Thailand harus memiliki akses yang cukup ke pasokan vaksin baik di saat normal dan darurat," ungkap Prayuth ketika memimpin upacara penandatanganan kesepakatan dengan Institut Nasional Vaksin Thailand.
Apa alasan Thailand memilih untuk membeli vaksin buatan AstraZeneca?
1. Thailand memilih vaksin AstraZeneca karena harganya yang murah dan tidak sulit disimpan
Menurut PM Prayuth salah satu alasan Negeri Gajah Putih memilih membeli vaksin dengan nama AZD1222 karena harganya yang murah. Menurut data yang dikutip harian The New York Times, harga vaksin AstraZeneca per dosisnya tidak lebih dari US$4 atau setara Rp57 ribu. Sebelumnya, AstraZeneca juga sudah memberikan kepastian akan menjual vaksinnya ke negara dengan pendapatan menengah dan berkembang tanpa memikirkan keuntungan.
Selain itu, PM Prayuth juga memikirkan vaksin AstraZeneca tidak sulit untuk disimpan. Vaksin tersebut bisa disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius. Hal itu memudahkan untuk distribusi ke seluruh Thailand.
Dengan adanya vaksin ini, PM Prayuth berharap bisa mendongkrak pemulihan sektor pariwisata di Thailand. "Semakin cepat kita memajukan waktu (vaksinasi), maka semakin cepat kita membuka pintu pengunjung dalam jumlah besar dan memulai pekerjaan untuk memulihkan ekonomi," tutur dia yang dikutip harian Kyodo News.