ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)
Sejumlah pejabat Fed mengkhawatirkan tarif impor yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump bisa memicu inflasi lebih tinggi dari perkiraan. Data menunjukkan Indeks Harga Produsen pada Juli melonjak 0,9 persen, jauh di atas ekspektasi. Kenaikan itu mengindikasikan beban biaya mulai menekan pelaku usaha.
Powell menyebut, tarif dan kebijakan imigrasi berdampak nyata pada perekonomian.
“Tahun ini, ekonomi telah menghadapi tantangan baru. Tarif yang jauh lebih tinggi di antara mitra dagang kami sedang mengubah sistem global,” ujarnya di Jackson Hole.
Ia menambahkan, kebijakan imigrasi yang ketat memperlambat pertumbuhan tenaga kerja. Efek tarif terhadap harga konsumen pun makin jelas terlihat.
“Kami memperkirakan efek tersebut akan terakumulasi dalam beberapa bulan mendatang, dengan ketidakpastian tinggi tentang waktu dan jumlahnya,” kata Powell.
Ia menekankan butuh waktu agar dampak tarif merembes ke rantai pasokan dan distribusi.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Austan Goolsbee menyoroti inflasi jasa yang mulai melonjak.
“Laporan inflasi terakhir yang masuk, di mana Anda melihat inflasi jasa — yang mungkin tidak didorong oleh tarif — benar-benar mulai melonjak. Itu adalah titik data yang berbahaya, saya berharap itu sedikit anomali,” ujarnya.
Meski begitu, Fed mempertahankan suku bunga pinjaman utama untuk lima kali pertemuan berturut-turut. Powell menilai dampak tarif kemungkinan bersifat sementara, hanya menimbulkan kenaikan harga sekali waktu, meski ketidakpastian tetap besar.