The Fed Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen, Tertinggi dalam 16 Tahun!

Jakarta, IDN Times - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserves (The Fed) resmi menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen menjadi antara 5 hingga 5,25 persen. Hal itu disepakati dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada Kamis (4/5/2023) dini hari waktu Indonesia.
Dalam situs resminya, The Fed menyebutkan bahwa aktivitas ekonomi AS tengah berkembang dengan kecepatan sedang pada kuartal-I 2023. Hal itu dibuktikan lewat penguatan tambahan lapangan pekerjaan dan tingkat pengangguran yang tetap rendah, disertai dengan masih tingginya tingkat inflasi.
"Kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis cenderung membebani aktivitas ekonomi, perekrutan, dan inflasi. Tingkat efek ini masih belum pasti sehingga Komite tetap sangat memperhatikan risiko inflasi," tulis The Fed dalam situs resminya, dikutip Kamis (4/5/2023).
"Komite berusaha untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi pada tingkat 2 persen dalam jangka panjang. Untuk mendukung tujuan ini, Komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target federal funds rate menjadi 5 hingga 5,25 persen," kata The Fed.
1. Tertinggi dalam 16 tahun terakhir
Keputusan The Fed menaikkan suku bunga kali ini merupakan yang tertinggi sejak 2007 atau dalam 16 tahun terakhir.
Untuk itu, FOMC menegaskan akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasinya terhadap kebijakan moneter AS.
2. Inflasi 2 persen jadi target The Fed
FOMC pun menyatakan akan terus melakukan pantauan terhadap kebijakan-kebijakan tambahan yang bisa mengembalikan inflasi ke level 2 persen.
"Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan kebijakan moneter yang akan memengaruhi kegiatan ekonomi dan inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan," sebut The Fed.
Selain itu, FOMC akan terus mengurangi kepemilikannya atas sekuritas treasury dan utang agensi serta sekuritas yang didukung hipotek agensi.
"FOMC sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persennya," tulisnya.
3. FOMC pantau risiko ekonomi imbas kenaikan suku bunga
Di sisi lain, dalam menilai sikap kebijakan moneter yang tepat, FOMC memastikan bakal terus memantau implikasi informasi yang masuk terhadap prospek ekonomi.
FOMC akan siap menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan mereka.
"Penilaian Komite akan mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk pembacaan kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan dan internasional," tulis The Fed.