Jakarta, IDN Times - Istilah hilirisasi digital yang disebut-sebut oleh Gibran Rakabuming Raka pada debat calon wakil presiden (cawapres) pada 22 Desember lalu mulai dapat kritikan sejumlah pihak. Salah satunya dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi Indonesia (LPPMII).
Direktur LPPMII, Kamilov Sagala, mengatakan bahwa istilah yang dibawa oleh Gibran tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan realita saat ini. Kamilov menguatkan pernyataannya tersebut dengan memberikan contoh akuisisi TikTok terhadap 75 persen saham Tokopedia.
Melalui akuisisi tersebut, TikTok yang notabenenya merupakan perusahaan asal China membuat modal asing mengendalikan Tokopedia, perusahaan dalam negeri.
"Ada e-commerce lokal dan asing, ada aplikasi baik buatan anak negeri dan asing. Apanya yang mau dibuat hilirisasi digital. Maaf ini timnya (Gibran) kurang smart aja. Istilah hilirisasi digital juga ambigu kalau mengutip penjelasan TKN," kata Kamilov, dikutip Jumat (29/12/2023).