Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Tiongkok mewanti-wanti Amerika Serikat, warga mereka bisa memboikot produk Apple bila Negeri Paman Sam tetap berencana akan memblokir aplikasi WeChat dan TikTok. Ancaman itu disampaikan juru bicara Kemenlu, Zhao Lijian, jelang tenggat waktu untuk proses kesepakatan bisnis antara TikTok dengan Microsoft.
Pada 7 Agustus 2020 lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang aplikasi TikTok dan WeChat beroperasi di sana. Aturan itu baru bisa dikecualikan, bila kepemilikan TikTok dan WeChat mayoritas dipegang oleh perusahaan AS. Tenggat waktunya akan berakhir pada 22 September 2020.
Trump menuding aplikasi tersebut mencuri data-data warga AS dan diberikan kepada Pemerintah Tiongkok. Hal tersebut telah dibantah oleh CEO TikTok, Kevin Mayer.
"Bila WeChat dilarang (beroperasi) maka tidak ada alasan bagi warga Tiongkok untuk menyimpan iPhone dan produk Apple," kata juru bicara Kemenlu, Zhao dan dikutip dari kantor berita AFP.
Ia menambahkan pernyataan itu bukan sekedar ancaman. Sebab, ia mengklaim itu merupakan aspirasi warga Tiongkok sendiri. Warga Tiongkok juga menuding AS sengaja menggunakan cara tersebut mengintimidasi perusahaan di luar dari AS.
"Tidak peduli sebagus apapun produk Apple, itu hanya sebuah ponsel. Itu (ponsel) dapat digantikan, tetapi WeChat adalah sesuatu yang berbeda. Warga Tiongkok modern bisa kehilangan jiwa mereka bila meninggalkan WeChat, khususnya bagi para pengusaha," kata warga Tiongkok yang mengeluarkan uneg-unegnya melalui aplikasi Weibo.
Berapa banyak produk Apple yang kini masuk di Tiongkok?