Osaka, IDN Times - Krisis demografi di Jepang menyebabkan jumlah tenaga kerja menurun. Sejumlah perusahaan bahkan mendorong penerapan teknologi artificial intelligence atau akal imitasi (AI) untuk mengatasi penurunan populasi terparah di Jepang, seperti yang dilakukan JR West, salah satu operator kereta terbesar di Jepang.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Osaka, John Tjahjanto Boestami mengatakan, krisis demografi di Jepang sangat terasa di daerah sub-urban, atau di kota-kota kecil.
"Desa-desa atau kampung-kampung, sub-urbannya itu jadi sepi. Jadi ini juga termasuk tantangan," kata John dalam diskusi dengan awak media, dikutip Minggu (16/11/2025).
Sebagai informasi, Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi (MIC) Jepang mencatat populasi warga negaranya turun sebanyak 908.574 menjadi 120,65 juta per 1 Januari 2025. Ini menjadi tahun ke-16 berturut-turut populasi Jepang menurun, dengan hanya 686.061 kelahiran, dan hampir 1,6 juta kematian.
