Jakarta, IDN Times - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terus menunjukkan komitmennya dengan membangun kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD), dengan tujuan untuk mempermudah perpindahan mobilitas masyarakat antarmoda transportasi.
TOD dapat menjadi solusi untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan transportasi publik sekaligus untuk mengatasi kompleksnya kemacetan lalu lintas Ibu Kota. Saat ini, kemacetan sudah kembali meningkat seiring pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan bertambahnya aktivitas ekonomi masyarakat.
Kepala Departemen TOD Planning and Development PT MRTJakarta, Sagita Devi, mengatakan dampak kemacetan lalu lintas di Jabodetabek telah menimbulkan potensi kerugian bagi negara hingga Rp100 triliun. Tak hanya itu, emisi melalui sektor transportasi diperkirakan mencapai 25 ribu ton per tahun.
"Kita ada potensi kerugian sampai Rp100 triliun yang hilang akibat kemacetan di Jakarta dan banyak waktu terbuang untuk warga Jabodetabek menghabiskan waktu sekitar 4 jam diperjalanan setiap harinya. Bahkan berdasarkan suvei Tom Tom Global Traffic Index (Jakarta) masuk peringkat ke-29 dunia sebagai kota termacet pada Februari 2022," kata Sagita dalam diskusi di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu-TOD Blok M, Jumat (24/3/2023).