Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan imbal hasil obligasi AS meningkat setelah Presiden Donald Trump dilaporkan mempertimbangkan mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional, untuk memberikan dasar hukum penerapan tarif universal terhadap berbagai negara.
"Investor mengantisipasi kebijakan Trump seperti deregulasi dan pajak yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi ada kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut, bersama dengan tindakan tarif yang belum dikonfirmasi, dapat menyebabkan percepatan kembali inflasi," ujarnya.
Pasar kini memperkirakan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) sebesar 39 basis poin tahun ini, dengan pemotongan pertama kemungkinan pada Juni.
Gubernur The Fed, Christopher Waller menyatakan inflasi diperkirakan terus menurun pada 2025, memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun dengan kecepatan yang tidak pasti.