Di sisi lain, kata Ariston, terdapat harapan bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan tahun ini, setelah data inflasi konsumen AS bulan Juni menunjukkan penurunan.
Harapan tersebut sempat membuat dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, yang berpotensi menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
“Kelihatannya ini bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini,” tutur Ariston.
Selain itu, hasil data Produk Domestik Bruto (PDB) China untuk kuartal kedua yang akan dirilis pagi ini bisa memperburuk pelemahan rupiah jika hasilnya lebih buruk dari ekspektasi pasar sebesar 5,1 persen. Sentimen negatif tersebut dapat mempengaruhi pasar aset berisiko.
Sementara itu, Lukman memprediksi rupiah akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan kecenderungan melemah terbatas. Data ekonomi AS pada hari Jumat yang menunjukkan harga produsen lebih tinggi dari perkiraan telah sedikit menguatkan dolar AS.