Ragu Jepang Mau Sepakat, Trump Ancam dengan Tarif Baru

Intinya sih...
Data bongkar klaim Trump soal impor beras Jepang.
Jepang masih lanjutkan negosiasi di tengah ancaman tarif.
India disebut siap longgarkan hambatan perdagangan AS.
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pesimistis bisa mencapai perjanjian dagang baru dengan Jepang. Dia mengatakan tidak yakin ada kesepakatan yang bakal tercapai.
“Saya ragu dengan Jepang,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (2/7/2025). Trump menyebut Jepang sulit diajak bernegosiasi dan mengancam akan menaikkan tarif impor barang dari Negeri Sakura.
Menurutnya, tarif bisa dinaikkan menjadi 30 hingga 35 persen, lebih tinggi dari tarif 24 persen yang dia umumkan 2 April lalu dan ditunda sampai 9 Juli. Trump juga mengkritik Jepang karena menolak impor beras dari AS, tapi tetap menjual jutaan mobil ke Negeri Paman Sam.
1. Data bongkar klaim Trump soal impor beras Jepang
Pernyataan Trump soal Jepang tidak mau membeli beras AS ternyata tidak tepat. Data Biro Sensus AS menunjukkan Jepang membeli beras AS senilai 298 juta dolar tahun lalu. Bahkan, dalam periode Januari hingga April tahun ini saja, Jepang sudah impor beras AS senilai 114 juta dolar.
Meski begitu, pasar beras Jepang memang masih dianggap tertutup. Laporan Kantor Perwakilan Perdagangan AS tahun 2021 saat era Joe Biden menyebut sistem impor beras Jepang diatur ketat dan tidak transparan. Seorang sumber yang paham situasi mengatakan kepada CNN Internasional, bahwa komentar Trump merujuk pada masalah itu.
2. Jepang masih lanjutkan negosiasi di tengah ancaman tarif
Pemerintah Jepang menyatakan pembicaraan dagang dengan AS tetap berjalan. Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengaku mengetahui pernyataan Trump, tapi tidak mau memberi komentar rinci.
“Jepang akan terus dengan giat mengejar diskusi yang tulus dan jujur,” katanya, dikutip dari CNN Internasional, Rabu (2/7).
Dilansir dari The Hill, Trump sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif baru sebelum batas waktu 8 Juli, yang merupakan jeda tarif timbal balik, berakhir. Dia menyebut tidak ada rencana memperpanjang tenggat waktu itu dan hanya akan mengirim surat pemberitahuan tarif ke negara-negara mitra.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett mengatakan negosiasi dengan Jepang belum selesai.
“Tidak ada yang selesai,” kata Hassett di Gedung Putih. Menurutnya, meski sudah ada kerangka kerja, masih banyak detail yang harus dibahas.
3. India disebut siap longgarkan hambatan perdagangan AS
Trump justru melihat peluang besar untuk kesepakatan dagang dengan India. Dia mengatakan India siap melonggarkan hambatan untuk perusahaan-perusahaan AS, yang bisa mencegah tarif 26 persen yang dia umumkan lalu ditunda sampai 9 Juli.
Sumber pemerintah India membenarkan bahwa delegasi mereka memperpanjang kunjungan ke Washington pekan lalu demi mencari jalan tengah. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, pemerintahan Trump lebih memprioritaskan negosiasi dengan India dibanding Jepang.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengakui pembicaraan dagang dengan AS tidak mudah.
“Jelas, harapan saya adalah kami dapat membawanya ke kesimpulan yang sukses,” katanya di New York, dikutip Asahi Shimbun, Rabu (2/7/2025). Jaishankar bilang kompromi dari kedua pihak sangat dibutuhkan.
Saat ini, baru Inggris yang berhasil mendapatkan kesepakatan dagang terbatas dengan AS. Imbalannya, mobil Inggris dikenai tarif 10 persen, sementara produk seperti mesin pesawat dan daging sapi mendapat akses khusus ke pasar Amerika.