Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) secara resmi memulai penyelidikan dugaan subsidi ilegal mobil listrik China pada Rabu (4/10/2023). Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen, bulan lalu telah mengumumkan akan melakukan penyelidikan tersebut, yang itu membuat marah China.
Beberapa bukti yang dimiliki oleh UE adalah, adanya pinjaman dengan suku bunga menguntungkan, pembebasan pajak dan komponen yang sangat murah bagi perusahaan China dari pemerintah Beijing. Jika ditemukan adanya praktik tidak adil, UE dapat mengenakan tarif mobil listrik China di atas tarif standar UE sebesar 10 persen.
Di sisi sebaliknya, Beijing mengeluh karena waktu sangat singkat yang disediakan UE untuk terlibat dalam konsultasi. Mereka mengatakan tidak puas dengan penyelidikan antisubsidi karena dinilai tidak memiliki bukti memadai dan tidak mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).