Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Joko 'Jokowi' Widodo-Jusuf Kalla berupaya mewujudkan misi pembangunan infrastruktur secara masif, kendati anggaran negara (APBN dan APBD) terbatas. Sekjen Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA), Misbah Hasan mengatakan, konsekuensi logis atas kebijakan fiskal ekspansif untuk membiayai proyek infrastruktur adalah defisit fiskal dan pembiayaan utang.
"Imbasnya, utang pemerintah naik drastis berkisar 70 persen dalam lima tahun terakhir (2014-2018)," kata Misbah.
Lantas, apa saja dampak utang negara tersebut dalam perekonomian Indonesia?
