Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)
Pemerintah juga mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif. Per akhir Agustus 2023, profil jatuh tempo utang Indonesia berada di rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran 8 tahun.
Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang, pemerintah terus berupaya mendukung terbentuknya pasar SBN domestik yang dalam, aktif, dan likuid.
"Pengelolaan utang pemerintah melalui penerbitan SBN terus diupayakan untuk mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik, inklusi
keuangan, serta upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat dari savings society menjadi investment society," tuturnya.
Sejalan dengan itu, investor individu yang memiliki SBN domestik terus mengalami peningkatan sejak 2019 yang hanya mencapai 2,95 persen menjadi 6,98 persen per akhir Agustus 2023.
"Selanjutnya bagi lembaga keuangan SBN berperan penting untuk memenuhi kebutuhan investasi dan pengelolaan likuiditas, serta menjadi salah satu upaya mitigasi risiko," ucapnya.